Kamis, 24 Desember 2015

TUGAS 2 TOU 2 : STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam ORGANISASI


Jakarta – Aspirasi Direktorat Hulu yang agresif dengan produksi 2,2 juta BOEPD pada  2025 menuntut perubahan pola bisinis hulu Pertamina dari investment holding menjadi operation holding. Perubahan strategi bisnis dimaksud membawa implikasi  signifikan pada irama kerja Upstream  Technology Center (UTC). “Kami semakin pontang-panting dalam upaya mendukung target peningkatan produksi dan cadangan  di seluruh anak perusahaan hulu (APH) dan Business Development,” ungkap Sigit Rahardjo, VP UTC menjelaskan aktivitas kesehariannya, saat diwawancarai pada Kamis (10/7) lalu.

Wajar bila penerapan strategi operation holding, membuat UTC pun semakin sibuk. “Semua rekomendasi tersebut dituangkan dalam program kerja yaitu dengan memenuhi permintaan bantuan teknis di lingkungan Pertamina dalam bentuk task  force specialist, kajian dan evaluasi termasuk di dalamnya peer review, problem solving, sentralisasi data dan aplikasi software, simulasi & pemodelan, workshop & training  dan pekerjaan lain yang sejalan dengan kompetensi spesialis di UTC,” urai Sigit menggambarkan peran UTC.

Lebih lanjut, Sigit menambahkan bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing Perusahaan maka inovasi teknologi yang ditunjang dengan data yang terpadu merupakan suatu keniscayaan. Dari sisi inilah  Direktorat Hulu lewat UTC perlu mendapatkan dukungan solusi layanan sentralisasi data demi mewujudkan efisiensi kinerja perusahaan. Di samping itu,  data terkait kegiatan eksplorasi sebagai bagian dari upaya penambahan cadangan dan data eksploitasi untuk meningkatkan produksi, juga dibutuhkan secara real time, termasuk akses langsung ke seluruh APH. Paham dengan kondisi tersebut, UTC pada September 2013 yang lalu telah mengoperasikan Pertamina Upstream Data Center (PUDC) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

“Sesuai harapan Direktur Hulu, semua data yang menyangkut geologi, geofisika dan reservior (GGR), produksi & fasilitas (PF), drilling, dan geothermal yang ada di APH harus disatukan di PUDC,” jelas Sigit. Selain itu, PUDC pun telah menyiapkan ruangan yang nyaman untuk workshop sembari menggelar berbagai data yang diperlukan baik data seismik maupun data pengeboran, termasuk batuan inti bor (core). Workshop terkait dengan analisis detail kenampakan fisik core berikut struktur sedimen, serta deskripsi lainnya seperti warna, besar butir, porositas, permeabilitas, kekerasan, kandungan fosil, mineral berat, serta contoh hasil uji kandungan lapisan, akan meningkatkan keakuratan analisis yang bermuara pada tingkat keberhasilan ketika suatu peluang dieksekusi. 


“Untuk melengkapi PUDC, tahun depan (2015) UTC akan mempunyai laboratorium core yang representatif berlokasi di Pertamina Corporate University (PCU), Simprug. Laboratorium ini utamanya dimaksudkan untuk mendukung program simulasi kegiatan EOR, serta  dimanfaatkan juga oleh para ahli geologi dan reservoir untuk mengevaluasi berbagai parameter batuan reservoir,” pungkas Sigit menutup perbincangan.

ANALISIS :

Jadi menurut saya pada kondisi di atas bisa kita pahami, dalam perannya sebagai pusat keunggulan teknologi hulu migas, UTC aktif memberikan saran dan rekomendasi teknis kepada manajemen Direktorat Hulu  sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Nantinya data-data akan diintegrasikan dalam satu sistem manajemen, sehingga memudahkan dan mendukung kegiatan evaluasi maupun studi para ahli baik dalam bidang migas maupun energy baru dan terbarukan. Dengan diadakannya Workshop maka dengan analisis detail suatu kelompok akan berhasil jika suatu peluang tersebut dieksekusi.

LINK :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar