Desain
Organisasi
Desain organisasi adalah pola tentang
hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal
struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola
hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara
efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek
sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi
peserta.
Desain organisasi-organisasi memberikan
kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan
penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu
wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Struktur
Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau
dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang
untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam
menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan,
dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi ialah susunan pembagian
tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi.
Selain memiliki struktur, organisasi juga
memiliki desain organisasi. Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya
sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja
jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau
tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur
organisasi.
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
Empat desain keputusan (pembagian kerja,
pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali)
menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha
untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja,
sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai
struktur meliputi kompleksitas, formalisasi, sentralisasi vs desentralisasi.
1. KOMPLEKSITAS
Kompleksitas adalah Kompleksitas merujuk
pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. , mempertimbangkan
tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya
tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam
hirarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar
secara geografis.
TIGA BENTUK DIFERENSIASI :
1) Diferensiasi
Horisontal, merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan
orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat
pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam
organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin
kompleks pula organisasi tersebut.
2) Diferensiasi
Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan yang terdapat
diantara top management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin besar
pula terjadinya distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi
pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top
manajer untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
3) Diferensiasi
Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan personalia
sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai
perluasan dari dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah mungkin untuk
memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup
penyebaran jumlah dan jarak.
2. FORMALISASI
Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi
menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku
dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana
pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah pekerjaan sangat
diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit kebebasan
mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan bagaimana harus
melakukannya.
Dengan demikian formalisasi adalah suatu
ukuran tentang standarisasi. Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah
organisasi tersebut mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai
jumlah keistimewaan peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk
melihat tingkat kerumitan. Jika kita berbicara mengenai formalisasi maka kita
merujuk pada peraturan tertulis organisasi.
3.SENTRALISASI
VS DESENTRALISASI
Sentralisasi, merujuk kepada tingkat dimana
pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam
organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi,
sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan sentralisasi yang rendah atau
yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi harus
memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur formal dan
bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
- Hanya memperhatikan struktur formal.
- Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
- Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
- Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat rendah.
- Setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
- Dapat menanggapi perubahan dengan cepat.
- Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
- Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan keputusan.
- Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
- Keputusan komprehensif yang akan diambil.
- Penghematan dan lebih efektif
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah proses penentuan
cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi
sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk
atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses
atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8.
Alpa-numeral
9. Proyek
atau matriks
Departementalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan
sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini
barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi.
Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah
bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama,
menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan
memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai berbagi
kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,
menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada
kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional : Organisasi
Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah
(geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi
divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu
produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika
yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam
organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi
daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan
menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
MODEL-MODEL DESAIN ORGANISASI
Model desain organisasi adalah
mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan,
tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi,
sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan
kerja. Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu
Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Desain
Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain
Orgranisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
LINK SUMBER MATERI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar